CINTA SEMU DI PESANTRENKU


Oleh: Putri S.R


Entah dari mana aku mulai dan mengakhiri seakan semua ini tak akan pernah terjadi. Bagaikan mimpi-mimpi yang menemani tidurku. Sejenak melintas dalam benak ini. Mengapa aku begitu mencintainya? Sejak kapan rindu ini selalu menggebu-gebu membuat sesak di dada? Mungkin itu yang selalu seperti ini? Termenung, menyendiri, tatapan selalu kosong, dan tak tentu arah.

Inilah kegilaan cinta yang menjadi virus dalam hidupku. Dan tak akan bisa sembuh hanya dibacakan mantra-mantra para dukun yang bisa mengusir roh-roh jahat, atau setan yang melekat dalam tubuh.

Kegilaan cintaku hanya bisa terobati ketika aku bersamanya. Tetapi bagaimana mungkin kita selalu bersama. Sedangkan kata lebih baik jadi sahabat mengisahkan kita. Oleh karena itu, aku harus bersabar dan terus bersabar. Terkadang aku merasa bingung menjalani hidup ini. Bagaimana tidak, ketika aku jauh darinya, diriku selalu merasakan kerinduan. Tetapi ketika aku berjumpa, diriku merasa benci karena dibalik pertemuan itu aku akan menghadapi perpisahan. Meski hanya sementara, tapi begitu menyakitkan. Lalu, aku harus bagaimana kalau memang kenyataannya seperti ini dan sampai kapan aku harus melayani kegilaan cintaku?

Dhani, dialah lelaki yang membuatku seperti ini. Dia merupakan sosok yang mempunyai rona wajah yang menyimpan sejuta keindahan tak bertepi. Lantas siapa yang tak terpikat oleh pesona yang Dhani pancarkan kepada setiap wanita yang ditemuinya? Dhani bagiku laksana bintang-bintang yang berterbangan menghiasi gelapnya malam. Bila aku menyebutnya, seakan dia hadir menghiasi hati ini seperti udara yang berterbangan. Tak bisa dilihat, tapi bisa dirasakan bahwa dia hadir menemani kesunyian ini. Bagaimanapun Dhani merupakan pria yang istimewa dalam hidupku. Kehadirannya seperti mimpi yang tak pernah terbayangkan akan menjadi nyata, namun selalu ku pinta dalam doa.

Dikala aku terpuruk dalam kesedihan dan kesendirian yang begitu gelap tak berujung. Di saat itulah dia hadir dalam hidupku membawa semua keceriaan dan harapan tentang kasih sayang juga cinta. Dulu aku begitu benci mendengar kata cinta yang mudah keluar dari bibir lelaki yang tak punya nurani. Mereka menganggap cinta hanya dijadikan umpan untuk memikat hati wanita setelah mereka merasa bosan dicampakkan begitu saja.

Oleh karena itu, aku sangat berterimakasih kepada Tuhan yang kaya akan cinta, yang mana telah mempersembahkan Dhani dalam perjalanan hidup ini. Sehingga, diriku bisa kembali merasakan indahnya hidup di dunia. Dengannya aku bisa menemukan kebahagiaan yang tak bisa ditukar dengan materi atau apapun. Sehingga tanpa aku sadari cinta yang tumbuh dalam jiwa ini setiap hari semakin bertambah dan terus bertambah. Sebab bagiku, cintaku padanya bukan sekedar cinta biasa, tetapi luar biasa. Cinta yang tulus dan tumbuh dalam hati tanpa paksaan.

Tapi sekarang kata lebih baik jadi sahabat, kini membuat hari-hari yang ku jalani selalu meneteskan air mata. Ku akui bahwa tak semudah itu melupakan cinta yang dulu aku agung-agungkan. Namun, aku harus bersabar dan terus berusaha menjalani semua ini. Sehingga disitulah baru aku menyadari bahwa cinta tanpa kesetiaan adalah cinta semu yang tak perlu disakralkan atau diagung-agungkan.